Rabu, 09 Desember 2015

MIUW dan MIAW

            Di suatu tempat, ada 2 ekor kucing yang akrab dan sangat rukun. Miuw. Ia memiliki ciri-ciri berbulu putih dan berekor pendek. Usianya sekitar 3 bulan. Miaw. Ia memiliki ciri-ciri berbulu hitam dan berekor panjang. Usianya sekitar 1 bulan. Mereka berdua dilahirkan dari seekor induk yang memiliki 3 warna pada bulunya. Hitam, coklat dan putih. Ia adalah kucing persilangan dengan anggora. Ia memiliki ekor lebat dan panjang.
            Suatu hari, mereka berdua mencari makanan  di sebuah tempat yang kotor. Di tempat itulah mereka biasa mencari makanan. Miuw mengais-ngais sampah sampai dapat sebuah makanan. Begitu pula dengan Miaw.
            “Miaw, apakah kamu  sudah mendapatkan sebuah makanan?” tanya Miuw.
            “Belum satupun, Miuw. Aku lelah. Kenapa mama membiarkan kita seperti ini?” jawab Miuw dengan suara lirih.
            “Sssstt... kita harus semangat, Miaw. Kamu tidak boleh berbicara seperti itu. Kita pasti bisa kok. Kakak akan jaga kamu, Miuw.”
Mereka pun melanjutkan untuk mencari makan.
            Akhirnya, Miuw mendapatkan sebungkus makanan. Walaupun makanan itu sudah tidak layak dimakan. Mereka makan makanan tersebut. Mereka sangat menikmatinya. Salah satu kebahagiaan yang mereka dapatkan adalah mendapat makanan.
            “Ini sangatlah lezat dan nikmat, Miaw!” ujar Miuw sambil mengoyak makanan.
            Sesudah mereka makan, mereka kembali berjalan-jalan keliling kampung. Itu lah kegiatan Miuw dan Miaw setelah  makan.  Mereka melihat sekelilingnya. Sangat ramai.
Miaw masuk ke salah satu rumah warga.       
            “Hmm... aku mencium aroma ikan goreng. Sepertinya... aroma ini berasal dari rumah itu.” Ujar Miaw sambil memasuki rumah yang beraroma ikan goreng itu.
Salah satu penghuni rumah tersebut berteriak karena ia tidak suka dan geli dengan kucing. Penghuni itu melempari Miaw dan memukulnya menggunakan sapu. Miuw bingung karena Miaw tidak ada di sampingnya. Penghuni itu mengusir Miaw dengan menyiramnya dengan air.
            “Huss... huss.... duhh ada kucing!! Pergi kamu! Husss!!! Dasar pencuri ikan!!! Jorok dekil!!! Jijikk!!1 hussss!!!!”
            “Ampuni aku! Aku lapar! Aku hanya ingin ikanmu, manusia! Beri aku satu potong bagian ikannya. Aku disini bukan bermaksud mencuri ikan mu manusia! Jangan pukul aku manusia! Sakit!!!” teriak Miaw dengan nada lirih dan sakit karena pukulan sapu   yang diarahkan ke tubuh Miaw.
Mendengar itu, Miuw langsung menghampiri Miaw yang kesakitan karena dipukul sapu. Miaw berjalan sempoyongan dan lemas tidak berdaya.
            “Miaw... Miaw... kamu sadar kan? Miaw! Bangunlah. Kamu tidak apa kan? Kenapa kamu harus masuk ke rumah itu, Miaw? Manusia tidak menyukai kita. Manusia selalu berpikiran kalau kita ini pencuri makanan. Sudahlah Miaw ! besok lagi jangan kamu   masuk ke rumah manusia!” ujar Miuw sambil menuntun  Miaw.
            “Miuw... punggungku sakit. Badanku basah. Aku disiram air tadi. Hangatkan aku Miuw. Tolong..” Miaw menangis dan merintih kesakitan. Badannya menggigil karena dingin disiram air.
Miuw menghangatkan Miaw. Mereka diam di suau tempat yang teduh. Miuw memilih untuk istirahat sejenak di depan toko kosong. Tempat itu sangat  kotor. Miuw menjilati tubuh Miaw layaknya seorang induk yang telah melahirkan mereka berdua. Padahal Miuw adalah kucing jantan. Tapi, apapun ia  lakukan demi adiknya.
            Malam hari pun tiba. Hawanya sangat panas dan gerah. Tanda-tanda hujan malam itu.
            “Miuw, aku lapar.” Ujar Miaw sambil menangis kecil karena kelaparan
            “Kita mau cari makan di mana, Miaw? Cuaca sudah mulai hujan.” Jawab Miuw dengan nada tidak tega melihat adiknya kelaparan.
Miuw sangat bingung ingin mencari makanan dimana untuk adiknya.
            “Tunggu disini, Miaw. Jangan kemana-mana. Aku akan cari makanan untuk kamu.”
Sepertinya, Miuw memiliki satu tempat untuk mencari makanan. Miaw kembalii beristirahat.
            Sesampainya di tempat, Miuw dengan gesitnya mengais-ngais tempat sampah. Ia harus mendapatkan makanan.
            “Aku harus dapat makanan. Aku harus dapat!” ucap Miuw dengan semangat.
Tiba-tiba ada seseorang  mendekati Miuw. Ia mengelus-elus Miuw.
            “Apa yang kamu lakukan manusia? Jangan apa-apakan aku! jangan ganggu aku!” lawan Miuw sambil mengeluarkan desisan  ularnya.
            “Waw... kamu sangat galak kucing manis. Jangan berpikir aneh-aneh kucing manis. Aku disini baik-baik saja. Kamu sangatlah lucu. Lebih baik kamu ikut aku.” ucap manusia sambil menggendong Miuw.
            “Aku mau dibawa kemana? Lepaskan aku! bagaimana dengan adikku?!” Miuw berusaha melepaskan diri dari gendongan manusia.
            “Kemana, Miuw?” Miaw mulai khawatir.
Miaw mulai mencari Miuw. Ia berlari dengan kencang. Ia melihat Miuw digendong oleh seorang manusia.
            “Hah? Miuw? Miuw!!! Miuw!!!” teriak Miaw memanggil si Miuw.
Miuw mendengar teriakan Miaw. Tetapi Miuw terlanjur masuk ke dalam mobil si  manusia tersebut. Mobil terparkir di seberang jalan. Miaw tetap mengejar Miuw.  Miuw berusaha melepaskan diri tetapi tetap tidak bisa.
Miaw tidak melihat kanan kiri jalan. Dan akhirnya...
            “Awas Miawwww!!!!!!!!!!”
Miaw tertabrak mobil. Ia berlumuran darah. Ia terkapar lemas di tengah jalan. Miuw berusaha keras untuk melepaskan diri. Ia pun berhasil. Miuw langsung menyeberang jalan dan menolong Miaw. Miaw digendongnya ke pinggir jalan.
            “Miaw!! Bangunlah!!! Aku sudah menyimpan makanan itu untuk kamu!!Miaw bangunlah! Jangan tinggalkan aku Miaw!!!” Miuw berusaha membangunkan Miaw dengan cara menekan perutnya dan menjilati matanya. Miaw terbangun dengan suara mengeong. Suara itu sangat lirih, sedih, dan sakit.
            “Meoooww.....”
            “Tidak, Miaw! Kamu harus bangun! Bangun, Miaw!! Aku sudah mendapatkan makanannya, Miaw!! Miawww!!!!!!! Miawwww!!!!!” Miuw menangis karena kehilangan satu adiknya yang sangat ia sayangi. 
            Akhirnya, Miuw pun membawa Miaw ke suatu tempat. Miuw menggali tanah sedalam-dalamnya. Ia menyiapkan makam untuk adiknya. Setelah makan itu siap, Miaw diangkat dan dimasukkan ke dalam makam tersebut. Semenjak kematian Miaw, Miuw selalu menjaga Miaw walaupun sekarang mereka berada di alam yang berbeda.

Pesan dari seorang penulis :

“Kalau kamu tidak suka dengan kucing. Janganlah kamu menyakitinya.”
Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Text Widget

Mengenai Saya

Foto saya
Hai Guys! Perkenalkan nama gue Griantani Reggy, biasa dipanggil Eggy. Seorang cewek yang lahir dari keluarga yang sederhana. Lahir di Serang, 12 November 1999. Buat yang mau ngado, silahkan hubungi gmail blog ini*berharap banget. Happy Sharing guys :*

Recent

About Us

Random

About

Blogger templates

LOOK!

 

GRIANTANI REGGY Template by Ipietoon Cute Blog Design